Karakter kita merupakan bentukan atau hasil dari kebiasaan yang
kita jalani. Orang yang dalam kesehariannya memiliki kebiasaan yang baik maka
akan terbentuk sebuah kepribadian yang baik pula, begitu juga sebaliknya.
sehingga membentuk kebiasaan yang baik merupakan sesuatu yang sangat urgen.
Sebuah kebiasaan tidak hanya mempengaruhi kepribadian seseorang tapi juga
sangat menentukan kualitas hidupnya.
Tidak jarang kita temukan orang yang sudah terlanjur menjadikan hal
yang buruk menjadi kebiasaan dan akhirnya sulit keluar dari kebiasaan yang
telah dibentuknya sendiri. Seperti contohnya orang yang sudah terlanjur
kecanduan narkoba, rokok dan hal-hal buruk lainnya. semua perilaku dan
perbuatan yang keluar dari fitrah manusia tentu akan mendorong hatinya untuk
memberontak. Pemberontakan hati ini merupakan sebuah pertanda bahwa jalan hidup
yang kita lalui keluar dari batas yang telah digariskan Tuhan. Dengan menyadari
hal ini, sudah semestinya hati kita tergerak untuk berubah atau dalam bahasa
agama kita mengenalnya dengan istilah hijrah. Perubahan yang merupakan bagian
dari hasil belajar ini mutlak diperlukan.
Dalam diri manusia terdapat otot-otot yang cukup berpengaruh dalam
pembentukan kebiasaan yang kita kenal dengan myelin (muscle memory). Seseorang
yang myelinnya sudah terbentuk maka akan sangat sulit untuk melepaskan diri
kecuali dengan cara melakukan insulasi atau membentuk kebiasaan baru. Hal yang
demikian harus kita akui merupakan hal yang tidak mudah. tapi dengan terus
menerus konsisten dalam sebuah kebiasaan baik akan membentuk myelin baru. Perlu
diketahui bahwa faktor usia sangat mempengaruhi pembentukan myelin. Semakin tua
seseorang maka semakin sulit pembentukannya. Makanya salah besar jika orang
mengatakan biarlah sekarang tidak rajin ibadah, nanti saja rajinnya kalau sudah
tua. Kalau dari muda tidak membiasakan diri dengan perbuatan baik, maka besar
kemungkinan sulit untuk melepaskan diri dari kebiasaan buruknya. Menurut pakar,
kalau seseorang sudah berumur 50 tahun maka tidak bisa lagi membentuk myelin
ini, meskipun sebenarnya mulai dari umur 30 tahun sudah mengalami pelambatan.
Dalam Al-Quran Allah berfirman yang artinya bahwa Allah tidak
merubah nasib seseorang sampai dia sendiri yang merubahnya. Berarti perubahan
itu menunggu usaha dan upaya kita. Sebagai orang yang beriman, tentu kita
sangat meyakini keakuratan informasi Al-Quran. Tapi tidak jarang kita
memperlakukan Al-Quran hanya sebagai sebuah bacaan, bukan sebagai tuntunan.
Padahal salah satu fungsi dan tujuan diturunkan Al-Quran adalah untuk
membimbing dan menuntun umat manusia ke jalan yang dapat membawa kebahagiaan
dunia maupun akhirat.
Mari kita mentadabburkan salah satu ayat Al-Quran yang berkaitan
dengan kualitas hidup. Yaitu dalam surat An-Nahl ayat 97 yang artinya: “barangsiapa
yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik
dari apa yang telah mereka kerjakan”. Dalam ayat ini menerangkan bahwa
perpaduan antara iman dan amal saleh membuahkan dua ganjaran yang tak ternilai
harganya. Yang pertama kehidupan yang baik atau bisa disebut juga kehidupan
yang berkualitas dan yang kedua ganjaran di akhirat yang lebih baik dari amal
shaleh yang telah kita lakukan. Dalam ayat tersebut di atas juga memperkenalkan
kesetaraan gender kepada kita. Yang disebut tidak hanya laki-laki tapi juga
perempuan. Jadi dalam upaya menggapai kehidupan yang berkualitas, siapapun bisa
ikut andil di dalamnya.
Dalam mentadabbur dan mengikuti petunjuk Al-Quran, tidak mesti
harus dan hanya menggunakan pendekatan agama. Kita juga bisa memadukannya
dengan ilmu-ilmu yang memiliki keterkaitan dengannya. Misalnya dalam ayat yang
menyatakan Allah tidak akan merubah suatu kaum sampai kaum tersebut mau merubah
diri mereka sendiri. Dalam rangka perubahan tersebut kita bisa mengupayakannya
dengan membentuk kebiasaan yang baik dalam keseharian kita. Wallahu A’lam